Kamis, 25 November 2010

Anak Punk Jalanan Adalah Sampah ?

Saat pagi dan malam hari mereka terlihat ada beberapa remaja cowok-cewek selalu berkumpul di sudut bangunan ruko di daerah PAM, Perumnas 2–Tangerang. Dengan dandanan rambut mohawk dan berwarna, jaket dan gesper yang dipenuhi hiasan spike serta menggunakan sepatu booth. Mereka adalah komunitas PUNK.

Sebagian dari mereka bercengkrama, terlihat berdiskusi satu dengan yang lain, adapula yang melakukan aktivitas ngamen di beberapa tempat makan lesehan dan angkot yang lewat di daerah itu.

Gaya mereka terlihat agak seram, ditambah lagi dengan pakaian berwarna hitam-hitam, kumal dan lusuh yang membalut tubuh mereka. Masyarakat umum mengangap keberadaan komunitas punk jalanan sebagai sampah masyarakat, pembuat onar, tukang mabuk dan pelaku kriminal. Penilaian negatif ini terjadi, di karenakan masyarakat umum melihat anak punk jalanan dari dandanan dan gaya mereka.

Seks, Obat-obatan, Musik dan Kekerasan
Pandangan, bahwa anak punk selalu melekat dengan obat-obatan terlarang, melakukan seks bebas dalam bermusik sudah melekat di masyarakat umum. Dilihat dari cara hidup punker yang menganut paham kebebasan.

Dengan mata yang terlihat memerah dan jalan agak sempoyongan, cap mereka sebagai pemabuk dan pengguna obat-obatan terlarang sangatlah kental. Apalagi dengan musik yang mereka gandrungi cenderung keras, mereka juga dilihat sebagai pelaku kekerasan dan kriminal di masyarakat.

Punk dan Nilai
Pukul 20.30,sepulang kerja. Saya melewati kawasan PAM, tepatnya dekat dengan mini market ‘indomart’. Tempat yang dimana sering digunakan oleh para punkers, untuk duduk nongkrong bercengkrama dengan bermain dengan ukulele-nya. Saya menyempatkan diri untuk mampir sebentar, dengan bekal satu boks martabak saya mencoba untuk mendekat dan menyapa mereka. Mereka menyambut saya dengan baik. Tidak terpikirkan, kalau punk jalanan juga mempunyai nilai-nilai saling menghargai kepada orang lain. Mereka cukup menghargai kedatangan saya.

Saya mencoba memberikan satu boks martabak yang saya bawa kepada mereka, yang kebetulan mendapat rezeki lebih. “Bos, dibagi rata yah”—tutur saya, “Beres bang”, jawabnya. Anak itu pun membagikan satu-satu martabak kepada teman-temannya.

Tidak pernah terbesit oleh kita. Ternyata, para punker sangat menghargai kebersamaan dan kekeluargaan. Mereka bisa menghargai satu sama lain. Mereka mempunyai nilai-nilai yang dipegang secara teguh.

Terpikirkah sisi positif dari apa yang mereka punya? Ternyata mereka bisa lebih menghargai, mereka bisa lebih berbagi dan menerima. Kita bisa belajar dari nilai-nilai yang mereka pegang, bukan hanya melihat sisi negative dari sisi kehidupan punk yang belum tentu benar, karena kita belum mendalaminya. Karena anak-anak PUNK juga bagian dari kita dan mereka ada.

Tidak ada komentar:

Red Ribbon Melodic

Sekelumit cerita tentang RED RIBBON

Red Ribbon adalah sebuah grup band yang terdiri dari beberapa orang yang berlatar belakang sebagai pecandu, yang kemudian bergabung di organisasi masyarakat dengan spesifikasi isu pada Adiksi (kecanduan), HIV dan AIDS.

Melalui karya musik PUNK ROCK, Red Ribbon mengusung tema keseharian dan sosial dengan sebuah harapan Red Ribbon dapat mengubah pandangan masyarakat umum tentang pecandu yang selama ini masih dianggap ‘miring’ dan melalui sebuah proses metamorfosa kehidupan Red Ribbon terbukti dapat bangkit dari masa lalu dan mengapresiasikan pemulihan dari adiksi dalam bentuk suatu karya musik.

Mimpi indah Red Ribbon

“ Terangkatnya isu-isu komunitas dan realita sosial melalui musik untuk mengusung nilai-nilai kemanusiaan.“


--------------------------------------------------------------------------


A little story about RED RIBBON

Red Ribbon is a band that consists of several people who background as an addict, who then joined in community organizations with the specification of issues on Addiction (addictions), HIV and AIDS.

PUNK ROCK music through the work, the Red Ribbon theme everyday and social with a Red Ribbon expectations can change public views about the addict that still considered to be 'tilted' and through a process of metamorphosis of the Red Ribbon proved life can rise from the past and appreciate recovery of addiction in the form of a piece of music.

Red Ribbon sweet dreams

"The lifting of community issues and social reality through music to carry the human values."